Ekspansi UMKM BRI Jadi Penyelamat Ekonomi di Tengah Tekanan Global

Dengan pertumbuhan kredit mikro dan efisiensi dana, BRI menjadi pemain utama dalam ketahanan ekonomi nasional 2025.

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 31 Juli 2025 - 14:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BRI ungkap strategi pro-rakyat dan efisiensi keuangan di tengah ketidakpastian global. (Dok. BRI)

BRI ungkap strategi pro-rakyat dan efisiensi keuangan di tengah ketidakpastian global. (Dok. BRI)

KETIKA sebagian besar bank sibuk merapikan neraca dan menahan ekspansi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI memilih haluan berbeda: menyerang dengan akurasi tinggi ke jantung ekonomi rakyat.

Pada semester pertama 2025, BRI mencetak laba bersih konsolidasian sebesar Rp26,5 triliun—bukan sekadar angka, melainkan sinyal tegas bahwa bank dengan kode saham BBRI ini tidak main aman.

Tak hanya mencetak keuntungan, BRI juga berhasil menjaga pertumbuhan aset 6,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp2.106,4 triliun.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebuah pencapaian yang tidak bisa dicapai dengan strategi konvensional di tengah tekanan global yang masih tersisa dari turbulensi geopolitik dan fragmentasi ekonomi pasca-pandemi.

Lebih menarik lagi, di tengah persaingan perebutan dana murah, BRI berhasil meningkatkan komposisi Current Account Saving Account (CASA) hingga 65,5 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).

Dana murah naik 10,6 persen yoy, sementara DPK menyentuh Rp1.482,1 triliun, tumbuh 6,7 persen.

Angka-angka ini berbicara banyak: BRI tidak sekadar bertahan. Ia memimpin.

Kredit untuk Rakyat, Bukan Sekadar Portofolio

Sementara perbankan besar lainnya berlomba masuk ke sektor korporasi dan kredit konsumtif dengan margin tinggi, BRI justru mengokohkan posisinya sebagai garda depan pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dengan total penyaluran kredit mencapai Rp1.416,6 triliun—tumbuh 6,0 persen yoy—sebagian besar dana itu justru mengalir ke segmen UMKM.

Di sinilah keberanian BRI diuji: membiayai sektor paling rentan, paling fluktuatif, tapi juga paling berdampak terhadap struktur ekonomi nasional.

Lebih dari sekadar narasi keberpihakan, keputusan ini dibarengi dengan kinerja risiko yang solid.

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) BRI justru membaik menjadi 3,04 persen, dengan NPL coverage mencapai 188,84 persen. Artinya, BRI bukan berjudi, tapi menghitung dengan sangat presisi.

Keuntungan yang Bukan Sekadar Dari Bunga

Sumber pertumbuhan BRI tidak lagi hanya dari bunga kredit. Fee based income alias pendapatan selain bunga melonjak 10,6 persen yoy menjadi Rp26,7 triliun.

Ini menunjukkan semakin kuatnya diversifikasi pendapatan perusahaan, termasuk dari layanan digital, remitansi, hingga produk wealth management yang terus berkembang.

Sementara itu, laba operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) naik 2,2 persen yoy menjadi Rp58,3 triliun—pilar penting dalam menjaga ketahanan terhadap potensi gejolak kredit ke depan.

Kombinasi ini menciptakan struktur laba yang tidak hanya kuat, tapi juga tahan banting terhadap fluktuasi suku bunga maupun tekanan pasar global.

Rasio Modal dan Likuiditas: Di Atas Rata-Rata Industri

Dalam hal kehati-hatian dan pengelolaan risiko, BRI tetap berada di jalur konservatif. Capital Adequacy Ratio (CAR) mereka tercatat 25,01 persen per Juni 2025—jauh melampaui ambang minimal yang ditetapkan regulator.

Tak hanya itu, likuiditas BRI juga tetap terjaga. Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di 84,97 persen, dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 150,5 persen—dua indikator penting yang menunjukkan kemampuan bank bertahan dalam skenario tekanan likuiditas ekstrem.

Cost of Fund (CoF) BRI pun dikelola dengan rapi: berada di level 3,6 persen secara keseluruhan, dan hanya 3,0 persen untuk dana dari DPK.

Ini tidak hanya mengindikasikan efisiensi, tetapi juga kemampuan membangun loyalitas nasabah melalui produk-produk simpanan yang menarik namun tetap murah dari sisi biaya.

Di Tengah Arus Deras, BRI Memilih Menyusuri Hulu

Fenomena menarik yang muncul dari strategi BRI bukan cuma soal angka—melainkan keberpihakan yang konsisten.

Dalam dunia yang makin tergoda pada efisiensi semu dan pertumbuhan jangka pendek, BRI menyisir ekonomi dari akar rumput: UMKM, petani, nelayan, dan pedagang pasar.

Rumah BUMN, pelatihan ekspor, hingga inisiatif pembiayaan kendaraan produktif lewat BRI Finance hanyalah contoh dari strategi integratif yang mengakar dan berdampak nyata.

Kumora Cookies, misalnya—UMKM yang tumbuh dari proyek mahasiswa—menjadi testimoni hidup dari pendekatan ini.

Seperti yang disampaikan Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, “Kinerja BRI hingga akhir triwulan II tahun 2025 ini tidak hanya tumbuh secara sehat, tapi juga mendukung keberpihakan pada sektor produktif dan ekonomi kerakyatan.”

Hal senada ditegaskan Direktur Finance and Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu Retno K., “Kami berharap bahwa kedisiplinan kami dalam mengelola likuiditas ini dapat menjadi fondasi yang baik di paruh kedua 2025.”

Pertumbuhan yang Menyentuh Warga, Bukan Sekadar Pemegang Saham

Laporan keuangan semester I 2025 BRI menyodorkan dua fakta: kinerja cemerlang dan keberpihakan yang konsisten.

Namun yang lebih penting: angka-angka ini bukan hanya untuk pemegang saham dan analis pasar.

Ia punya implikasi langsung bagi ekonomi riil—terutama sektor yang selama ini jadi tulang punggung, namun kerap tersisih dari peta kekuasaan finansial.

Di tengah tekanan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, keberanian BRI untuk tidak hanya bertahan.

Tapi menancapkan akar ke dalam struktur ekonomi rakyat, layak dicatat sebagai manuver strategis yang tak banyak dilakukan perbankan besar lainnya.

Ke depan, tantangan tetap ada—dari tekanan suku bunga global, disrupsi teknologi finansial, hingga risiko geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.

Namun jika BRI mampu mempertahankan arah dan konsistensi ini, bukan tidak mungkin mereka akan menulis ulang definisi perbankan modern: bukan hanya soal untung, tapi soal dampak.***

empatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahnews.com dan Haloagro.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Sentranews.com dan Indonesiaraya.co.id.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellojateng.com dan Hariankarawang.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Dari Optimis Jadi Waspada, CSA Index September 2025 di 65,4
60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan
Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN
BI Optimistis Kredit Akan Lebih Murah, Likuiditas Bank Cukup Kuat
Menarik Minat Jurnalis Ekonomi Butuh Strategi Undangan yang Tepat
Indonesia Perkuat Hilirisasi Nikel dengan Investasi Strategis Energi Hijau
Tren Press Release Galeri Foto Perkuat Branding Dan Transparansi
Tak Hanya Angka, Ini Cara RI Lawan Lonjakan Beban Bunga Utang
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 22:02 WIB

Dari Optimis Jadi Waspada, CSA Index September 2025 di 65,4

Kamis, 11 September 2025 - 13:45 WIB

60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan

Kamis, 11 September 2025 - 07:44 WIB

Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN

Kamis, 4 September 2025 - 08:21 WIB

BI Optimistis Kredit Akan Lebih Murah, Likuiditas Bank Cukup Kuat

Selasa, 2 September 2025 - 06:58 WIB

Menarik Minat Jurnalis Ekonomi Butuh Strategi Undangan yang Tepat

Berita Terbaru

EKONOMI

Dari Optimis Jadi Waspada, CSA Index September 2025 di 65,4

Jumat, 12 Sep 2025 - 22:02 WIB