IMPOR barang dari Tiongkok ke Amerika Serikat turun drastis pada Juni 2025, menyentuh level terendah sejak Februari 2009.
Nilai impor hanya mencapai US $18,9 miliar, turun sekitar 7 persen dibanding Mei 2025, sekaligus mencetak rekor penurunan tahunan terbesar.
Perubahan Tarif: Dinamika dan Dampak di Balik Angka
Kebijakan tarif yang diterapkan Presiden AS Donald Trump sejak Februari 2025 memainkan peran utama.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mulai dengan bea masuk 10 persen pada February, naik menjadi 20 persen pada Maret, hingga puncaknya 145 persen pada April, membuat impor merosot tajam.
Setelah perundingan global, pada Mei kedua negara sepakat menurunkan tarif.
AS menjadi 30 persen, Tiongkok menjadi 10 persen dalam masa jeda tarif 90 hari yang dimulai pada 14 Mei 2025.
Baca Juga:
Kebakaran di IMIP Morowali: Diduga Korsleting Listrik, Belum Ada Laporan Korban Jiwa
Prabowo Usulkan Solusi Dua Negara, Netanyahu Menjawab Dengan Janji Teknologi
Transformasi Rantai Pasok: Negara Asia Mengisi Kekosongan
Dengan impor dari Tiongkok menyusut ke 28,8 persen pangsa total impor AS di Juni, negara seperti Taiwan, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia mengambil alih pasokan barang ke AS.
Impor laut (containerized) Tiongkok ke AS anjlok 28,3 persen YoY pada Juni, salah satu penyebab utama penurunan impor keseluruhan.
Lonjakan Ekspor AS ke Tiongkok: Peluang Baru di Tengah Krisis
Dibanding penurunan impor, ekspor AS ke Tiongkok justru meningkat signifikan.
Nilai ekspor naik 44 persen pada Juni menjadi sekitar US $9,44 miliar, dibanding US $6,55 miliar pada Mei.
Baca Juga:
60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan
Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN
Lebih dari 50 Organisasi Tionghoa Hadir, PSMTI Tegaskan Peran Bangsa 2025
Pergeseran ini mencerminkan diversifikasi sumber dan permintaan Tiongkok terhadap produk AS.
Smartphone: Contoh Drastis Penurunan Impor dari Tiongkok
Impor ponsel pintar dari Tiongkok merosot tajam dari US $2,2 miliar pada Juni tahun lalu menjadi hanya US $726,6 juta pada Juni 2025.
Akumulasi semester pertama menunjukkan total US $11,2 miliar, turun hampir 28 persen dibanding US $15,4 miliar periode sama tahun sebelumnya.
Negosiasi Dagang: Titik Balik Menuju Kesepakatan Lebih Stabil
Presiden Trump menyatakan kemungkinan bertemu Presiden Xi Jinping jika kesepakatan dagang tercapai sebelum akhir tahun ini.
Sekretaris Keuangan AS Scott Bessent menegaskan negosiasi di Stockholm membawa “makings of a deal” yang saling menguntungkan.
Namun batas waktu historis jatuh pada 12 Agustus 2025, tanggal penentuan perpanjangan kesepakatan tarif 30 persen untuk impor Tiongkok.
Baca Juga:
Operasi Bersih Sawit Ilegal 360 Hektare di Gunung Leuser
Efektivitas Sabun Cuci Tangan Dan Hand Sanitizer Terbukti Berbeda
BI Optimistis Kredit Akan Lebih Murah, Likuiditas Bank Cukup Kuat
Analisis Solusi dan Peluang Positif
Penurunan impor dari Tiongkok harus dilihat bukan sekadar angka kerugian, melainkan juga sebagai momentum strategi diversifikasi.
Perusahaan AS kini beralih ke rantai pasok Asia Tenggara dan Asia Timur, yang membuka peluang bagi negara seperti Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi manufaktur dan ekspor ke AS.
Peningkatan ekspor AS ke Tiongkok menunjukkan bahwa ketegangan dagang bukanlah jalan buntu.
Banyak sektor seperti pertanian, otomotif, dan energi hijau menyerap permintaan dari Tiongkok.
Menjajaki peluang ini, Indonesia dapat memperkuat kolaborasi industri ekspor strategis yang saling menguntungkan dengan AS dan Tiongkok.
Kedua negara kini bergerak menuju common ground melalui negosiasi diplomatik—Trump dan Xi berpeluang bertemu jika kesepakatan tercapai.
Dalam durasi jeda tarif hingga Agustus 12 2025, kedua pihak memiliki ruang menyiapkan kebijakan untuk stabilisasi jangka panjang.
Secara makro, pengaruh kebijakan tarif Trump telah membantu menurunkan trade deficit AS menjadi US $60,2 miliar, yang merupakan level terendah sejak September 2023 .
Keberhasilan mempersempit nilai defisit dengan Tiongkok hingga terendah dalam dua dekade ($9,5 miliar) bisa menjadi fondasi dialog kebijakan perdagangan yang lebih berimbang dan konstruktif.
Titik Balik Tantangan Menjadi Peluang
Turunnya impor Tiongkok ke AS pada Juni 2025 bukan sekadar dampak tarif, melainkan momentum penguatan rantai pasok alternatif dan peningkatan ekspor AS sendiri.
Dengan kebijakan yang adaptif dan kolaboratif, terutama perpanjangan masa jeda tarif dan ruang dialog, kedua negara bisa merangkai skema perdagangan yang lebih stabil dan saling menguntungkan.
Untuk Indonesia, ini menjadi peluang strategis memperkuat posisi di peta suplai global serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis ekspor inklusif dan hijau.*
Berikut 7 paket Judul Utama (H1) dan Subjudul Utama (H2) yang memadukan gaya khas HMN Media dan Jurnalisme Positif, disusun SEO-friendly dan berdasarkan isu utama artikel terkait penurunan impor Tiongkok ke AS:***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahbisnis.com dan Belanjaoke.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Delapannews.com dan Apakabarindonesia.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Heijakarta.com dan Hallopapua.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center