Muhammadiyah Sebut Kenaikan PPN Kontraproduktif dan Tidak Sensitif Terhadap Dinamika Dunia Usaha

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 16 November 2024 - 11:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekretaris Jenderal SUMU, Ghufron Mustaqim. (Instagram.com @ghufron.mustaqim)

Sekretaris Jenderal SUMU, Ghufron Mustaqim. (Instagram.com @ghufron.mustaqim)

KENGPO.COM – Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) memandang kenaikan PPN yang efektif mulai tahun 2025 sebaiknya dibatalkan.

Langkah pemerintah yang akan menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen menuai kritik dari kalangan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Saat ini umumnya perusahaan–banyak di antaranya UMKM–sedang berjuang untuk bertahan (survive).

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tengah turunnya daya beli masyarakat dan tidak sedikit pula yang melakukan pengurangan jumlah karyawan atau bahkan bangkrut.

Sekretaris Jenderal SUMU, Ghufron Mustaqim menyampaikan hal itu dalam pandangannya di Jakarta, Jumat (15/11/2024).

“Kenaikan PPN tersebut tidak sensitif terhadap dinamika dunia usaha saat ini dan malah kontraproduktif.”

“Terhadap upaya pemerintah membuka lapangan pekerjaan di tengah kenaikan angka pengangguran,” ujarnya.

Berdasar rilis Bursa Efek Indonesia (IDX) tentang daftar perusahaan LQ45, sambung dia, rasio keuntungan bersih (net profit) dengan pendapatan (revenue) hanya berkisar 11 persen.

“Itu tak jauh berbeda dengan besaran tarif PPN yang akan dikenakan,” katanya.

Ghufron menilai, tarif PPN yang lebih rendah akan dapat memutar transaksi penjualan dengan lebih cepat.

Sebab harga-harga produk bisa menjadi lebih kompetitif dan pada gilirannya ini dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

Ia mengingatkan, kebijakan yang akan berlaku pada tahun depan itu otomatis menjadikan RI negara dengan tarif PPN tertinggi di ASEAN.

Sebagai perbandingan, PPN di Malaysia hanya enam persen. Adapun di Singapura dan Thailand sebesar 7 persen.

Kenaikan pajak akan semakin memberatkan beban kalangan pengusaha, termasuk di sektor UMKM.

“Di Vietnam, Kamboja, dan Laos PPN-nya sebesar 10 persen. Alih-alih dinaikkan, PPN di Indonesia seharusnya diturunkan lagi ke 10 persen seperti semula, dan secara bertahap turun ke 6-7 persen.”

“Ini untuk mendorong konsumsi masyarakat,” ucap Wakil Ketua Lembaga Pengembang UMKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Emitentv.com dan Duniaenergi.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Apakabarjabar.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 08531555778808781555778808111157788.

Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Berita Terkait

Selamat Jalan Kwik Kian Gie: Ekonom Rasional, Patriot Tanpa Kompromi
Pertanian Indonesia Naik Pesat, Steve Forbes Puji Kepemimpinan Prabowo
Press Release Berbayar: Investasi Komunikasi Publik yang Terukur untuk Bisnis Anda
Tata Kelola Energi Indonesia Disorot: Hashim Klarifikasi Kasus Riza Chalid
Tarif Ekspor RI Turun Jadi 19% Usai Deal Dagang dengan AS, Kata Trump
Perang Dagang Kian Dekat: Tarif Baru AS Hantam Asia, Afrika, dan Eropa
Siapa Pemilik Tanah Surga? Lima Tambang Berebut Pulau Kecil di Raja Ampat yang Dilindungi Undang-Undang
Durian Beku Indonesia Resmi Tembus Tiongkok, Barantin Jamin Ketertelusuran dari Kebun Hingga Pengemasan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 29 Juli 2025 - 08:21 WIB

Selamat Jalan Kwik Kian Gie: Ekonom Rasional, Patriot Tanpa Kompromi

Sabtu, 26 Juli 2025 - 09:06 WIB

Pertanian Indonesia Naik Pesat, Steve Forbes Puji Kepemimpinan Prabowo

Rabu, 23 Juli 2025 - 07:10 WIB

Press Release Berbayar: Investasi Komunikasi Publik yang Terukur untuk Bisnis Anda

Rabu, 16 Juli 2025 - 10:16 WIB

Tarif Ekspor RI Turun Jadi 19% Usai Deal Dagang dengan AS, Kata Trump

Senin, 14 Juli 2025 - 15:08 WIB

Perang Dagang Kian Dekat: Tarif Baru AS Hantam Asia, Afrika, dan Eropa

Berita Terbaru

Presiden Indonesia Prabowo Subianto. (Facebook.com @Setkab RI)

NASIONAL

Dari Kopassus ke Istana, Harta Prabowo Meroket

Kamis, 24 Jul 2025 - 14:39 WIB