Kemenlu Tiongkok Merespons Pertanyaan Terkait Kontak Pemerintahnya dengan Bashar al-Assad

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 10 Desember 2024 - 15:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning. (Instagram.com @maoning_mfa)

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning. (Instagram.com @maoning_mfa)

KENGPO.COM – Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut terus memantau situasi di Suriah secara cermat pasca runtuhnya rezim Bashar Al-Assad sehingga negara tersebut dikuasai pasukan oposisi.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menyampaikan hal itu dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (9/12/2024).

“Kami memantau situasi di Suriah dengan saksama, berharap stabilitas akan segera pulih.”

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dan pihak-pihak terkait akan menemukan penyelesaian melalui jalur politik yang akan memulihkan stabilitas dan ketertiban di Suriah,” kata Mao Ning.

Mao Ning pun menyebut kedaulatan dan keutuhan teritorial Suriah harus dihormati.

“Masa depan Suriah harus diputuskan oleh rakyat Suriah.”

“Kami berharap pihak-pihak terkait akan menemukan penyelesaian politik demi kepentingan masa depan rakyat Suriah,” tambah Mao Ning,

Mao Ning juga merespons saat ditanya apakah pemerintah Tiongkok telah melakukan kontak dengan Bashar al-Assad.

“Hubungan persahabatan Tiongkok dengan Suriah adalah untuk semua rakyat Suriah,” ungkap Mao Ning.

Rezim di Suriah dipastikan jatuh pada Minggu (8/12/2024) setelah pasukan militernya kehilangan kendali atas Ibu Kota Damaskus yang diserbu pasukan oposisi bersenjata sejak Sabtu (7/12/2024).

Pertempuran di Damaskus menjadi babak akhir dari perang saudara Suriah yang berlangsung sejak 2011.

Eskalasi pertempuran antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi pecah pada 27 November 2024 dari kawasan pedesaan di barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoekbis.com dan Pangannews.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Bogorterkini.com dan Hallopresiden.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 08531555778808781555778808111157788.

Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Berita Terkait

Prabowo Usulkan Solusi Dua Negara, Netanyahu Menjawab Dengan Janji Teknologi
Data Ungkap Xiaomi Catat Rekor Smartphone Dan Mobil Listrik 2025
Tarif Tinggi AS Tekan Impor dari Tiongkok, Ekspor Malah Meroket
Ekonomi Amerika Melemah, Tapi Transisi Hijau Bisa Jadi Penyelamat
Ambisi BRICS Kurangi Dolar AS Masih Jauh dari Kenyataan Pasar Global
Trump Tahu Lokasi Khamenei, Tapi Tahan Serangan “Untuk Sekarang”
Rahasia di Balik London: Kesepakatan Dagang Tiongkok-AS Menguak Potensi Kerugian, Siapa Sesungguhnya Diuntungkan?
Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Dokter Vatikan Ungkap Masalah Kesehatan Sebagai Penyebab

Berita Terkait

Minggu, 28 September 2025 - 10:22 WIB

Prabowo Usulkan Solusi Dua Negara, Netanyahu Menjawab Dengan Janji Teknologi

Kamis, 28 Agustus 2025 - 07:38 WIB

Data Ungkap Xiaomi Catat Rekor Smartphone Dan Mobil Listrik 2025

Kamis, 7 Agustus 2025 - 07:07 WIB

Tarif Tinggi AS Tekan Impor dari Tiongkok, Ekspor Malah Meroket

Selasa, 5 Agustus 2025 - 11:00 WIB

Ekonomi Amerika Melemah, Tapi Transisi Hijau Bisa Jadi Penyelamat

Jumat, 18 Juli 2025 - 07:15 WIB

Ambisi BRICS Kurangi Dolar AS Masih Jauh dari Kenyataan Pasar Global

Berita Terbaru