KENGPO.COM – Penggunaan mata uang lain selain dolar Amerika Serikat merupakan suatu perkembangan dalam keuangan internasional yang pasti akan terjadi.
Bahkan diversifikasi penggunaan mata uang juga sudah terjadi dan dilakukan.
Contohnya, yuan diperhitungkan sebagai mata uang transaksi dagang, tanpa harus dikonversi terlebih dahulu ke dolar AS.
Baca Juga:
Johnny Djaelani Ayah dari Aktor Baim Wonng Meninggal Dunia, Sempat Mengidap Tumor Pankreas
Namun di sisi lain, dolar masih dominan untuk digunakan dalam transaksi dagang, maupun sebagai aset.
Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral Mari Elka Pangestu menyampaikan hal itu di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/1/2025) malam.
“Sekarang pun kita kan sudah punya sistem untuk bisa langsung kalau kita berdagang dengan Tiongkok itu sudah ada sistemnya, dari rupiah ke yuan.”
“Jadi sebetulnya selama ini belum ada yang protes ya bahwa kita melakukan itu.”
“Dan saya rasa itu suatu perkembangan dalam dunia keuangan internasional yang memang akan terjadi lambat laun,” kata Mari Elka.
Baca Juga:
CSA Index Januari 2025: Optimisme Pasar Menguat di Tengah Ketidakpastian Global dan Domestik
Kemenkeu Rilis PMK 131 2024 Tentang Tarif Pajak Pertambahan Nilai 12 Persen untuk Barang Mewah
Apple, Perusahaan Teknologi Asal AS akan Umumkan Realisasi Investasi di Indonesia pada Pekan Depan
Soal ancaman dari Trump terkait dedolarisasi yang dianut oleh negara anggota BRICS dalam transaksi dagang, Mari menyebut tak perlu khawatir.
“Tidak harus khawatir karena kita kan istilahnya bebas aktif ya. Kita boleh kerja sama dengan berbagai pihak dan kita tidak mengganggu kepentingan AS,” kata Mari Elka.
Bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh aliansi BRICS tidak perlu mengkhawatirkan dampaknya terhadap hubungan bilateral Amerika Serikat dan presiden terpilih Donald Trump.
Justru posisi Indonesia sebagai anggota BRICS dapat bertindak sebagai jembatan antara negara sedang-berkembang dan negara maju.
Baca Juga:
Tiongkok Ungkap Alasan 10 Perusahaan Amerika Serikat Dilarang Lakukan Aktivitas Ekspor dan Impor
Perusahaan Tiongkok Zhuhai Hongwan Ocean Fisheries akan Bangun Perikanan di Maluku dan Papua
Jelang Tahun Baru Imlek, Tiongkok Antisipasi Warga Pulang Kampung atau Chunyun untuk Reuni Keluarga
Meski Indonesia saat ini juga dalam proses aksesi menjadi anggota OECD di mana AS menjadi anggota pendiri organisasi tersebut.
Keanggotaan penuh RI dalam BRICS bisa menjadi pengimbang terhadap keanggotaan di forum negara berkembang dan negara maju.
Menurut Mari, Indonesia yang menganut politik bebas aktif membuat negara bisa bekerja sama dengan berbagai pihak dan tidak terafiliasi dengan hanya satu forum multilateral saja.
Sebelumnya, Brazil, sebagai pemegang presidensi aliansi mengumumkan pada Senin (6/1/2025) bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota organisasi internasional tersebut.
Dalam pernyataan persnya, Pemerintah Brazil menyambut dan memberi selamat kepada Indonesia sebagai anggota terbaru BRICS.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoekbis.com dan Infomaritim.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Haiupdate.com dan 24jamnews.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellodepok.com dan Pontianak.on24jam.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, silahkan klik Persrilis.com atau Rilispers.com (150an media).
Untuk harga paket yang lebih hemat klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional).
Kami juga melayani publikasi press release di jaringan Disway Group (100an media), dan ProMedia Network (1000an media), serta media lainnya.
Untuk informasi, hubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788, 08111157788.