INDIKATOR ekonomi utama menunjukkan sinyal melemahnya kekuatan ekonomi Negeri Paman Sam.
Pengeluaran konsumen, yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan, mulai stagnan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, ada tren menarik yang mulai muncul di balik tekanan itu.
Beberapa sektor seperti teknologi ramah lingkungan dan layanan digital menunjukkan resiliensi dan potensi pertumbuhan jangka menengah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Ekonom Moody’s Analytics, Mark Zandi, menegaskan bahwa ekonomi AS kini mendekati jurang resesi.
“Ekonomi berada di ambang resesi. Itulah inti sari yang jelas dari data ekonomi minggu lalu,” ujar Zandi, dikutip dari Fortune.
Lapangan Kerja Tergerus, Tapi Pusat Inovasi Justru Semakin Berkembang
Meskipun pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan, bukan berarti semuanya suram. Data menunjukkan bahwa sektor konstruksi dan manufaktur mengalami kontraksi.
Baca Juga:
Kebakaran di IMIP Morowali: Diduga Korsleting Listrik, Belum Ada Laporan Korban Jiwa
Prabowo Usulkan Solusi Dua Negara, Netanyahu Menjawab Dengan Janji Teknologi
Namun, sektor berbasis pengetahuan seperti penelitian teknologi, energi bersih, dan transformasi digital justru menyerap tenaga kerja baru.
“Lapangan kerja akan turun, tetapi jenis lapangan kerja yang tumbuh berubah,” kata Zandi dalam unggahan di akun X miliknya.
Dalam laporan mingguan Moody’s, beberapa kota seperti Austin, Seattle, dan Denver menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja berbasis inovasi.
Hal ini menandakan adanya transformasi ekonomi yang lebih berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan.
Baca Juga:
60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan
Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN
Lebih dari 50 Organisasi Tionghoa Hadir, PSMTI Tegaskan Peran Bangsa 2025
The Fed Dihadapkan Tantangan, Tapi Kolaborasi Kebijakan Jadi Kunci Harapan
Federal Reserve kini menghadapi dilema berat. Inflasi masih berada di atas target 2%, membuat The Fed sulit menurunkan suku bunga secara agresif.
Namun, sejumlah analis menyarankan pendekatan kebijakan moneter yang lebih fleksibel dan sinergi dengan kebijakan fiskal.
“Ini bukan hanya tugas The Fed, tapi kerja sama lintas sektor dan lembaga,” ujar ekonom dari Brookings Institution, Daniel Wilcox.
Skenario ini juga mendorong munculnya wacana stimulus fiskal untuk menopang konsumsi dan sektor industri kecil-menengah.
Joe Biden telah mengisyaratkan pentingnya memperkuat sektor produksi dalam negeri sebagai bentuk ketahanan ekonomi.
Tiongkok, Perang Dagang, dan Ketidakpastian Global Masih Jadi Bayang-bayang
Meski perang dagang antara AS dan Tiongkok mulai mereda, dampaknya masih terasa hingga kini. Bos JPMorgan, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa risiko resesi masih membayangi Amerika Serikat.
Baca Juga:
Operasi Bersih Sawit Ilegal 360 Hektare di Gunung Leuser
Efektivitas Sabun Cuci Tangan Dan Hand Sanitizer Terbukti Berbeda
BI Optimistis Kredit Akan Lebih Murah, Likuiditas Bank Cukup Kuat
“Pelemahan ekonomi global, terutama di Tiongkok, juga ikut menyeret permintaan ekspor AS,” ujarnya, seperti dikutip dari Idx Channel.
Sektor manufaktur, yang sempat bergantung pada rantai pasok global, kini tengah melakukan reposisi strategi dengan memperkuat basis produksi domestik.
Upaya diversifikasi mitra dagang ke Asia Tenggara, Eropa Timur, dan Amerika Latin sedang dipercepat. Kebijakan ini diharapkan mampu menstabilkan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Jalan Pemulihan: Inovasi, Energi Terbarukan, dan Ekonomi Hijau Jadi Harapan Baru
Di tengah ancaman resesi, Amerika tidak tinggal diam. Investasi besar-besaran di bidang energi terbarukan dan kendaraan listrik menjadi sinyal kuat arah baru ekonomi AS.
Program investasi “Green Innovation Act” yang digulirkan awal tahun ini telah menyerap dana lebih dari USD 400 miliar.
Salah satu hasilnya adalah pertumbuhan startup teknologi berbasis karbon rendah di California dan Arizona.
Pemerintah juga mendorong perusahaan besar untuk mengadopsi teknologi hijau demi efisiensi jangka panjang.
“Resesi bisa menjadi awal transisi ekonomi menuju model yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” ujar ekonom senior Harvard, Lisa Romero.
Bersama sektor swasta dan akademisi, pemerintah tengah merancang ekosistem ekonomi hijau yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan.
Resesi Bisa Menjadi Titik Balik Menuju Ekonomi yang Lebih Tangguh
Meski Amerika Serikat berada di persimpangan jalan ekonomi yang menantang, peluang untuk bangkit tetap terbuka lebar.
Fakta-fakta pelemahan ekonomi bukan akhir segalanya. Sebaliknya, tekanan global bisa menjadi pemicu transisi menuju sistem ekonomi yang lebih adaptif, hijau, dan inklusif.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan inovasi yang konsisten, AS bisa kembali menunjukkan peran kepemimpinannya dalam arsitektur ekonomi global.
Di balik setiap krisis, selalu ada ruang untuk lahirnya solusi dan lompatan kemajuan.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Arahnews.com dan Prabowonews.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center