TIONGKOK – Setiap tahun, China mengatur rapi pertemuan politik terbesarnya untuk menunjukkan bahwa ekonominya berjalan dengan baik.
Namun, pada Jumat (7/3/2025) lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi justru menyoroti Amerika Serikat dan menyalahkan Washington karena telah meningkatkan ketegangan dan mengganggu perdagangan global.
“Ada pepatah China yang berbunyi, ‘Jika suatu tindakan gagal, carilah penyebabnya dalam diri sendiri.’”
Baca Juga:
CSA Index Maret 2025 Jadi Indikator Strategi Investasi, Pelaku Pasar Optimis dengan Kinerja Emiten
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga Allah Melimpahkan Rahmat-Nya kepada Keluarga Kita
Penyidik Geledah Rumahnya, Kejaksaan Agung akan Periksa ‘Saudagar Minyak’ Muhammad Riza Chalid
“AS seharusnya merenungkan apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang sudah Anda peroleh dari tarif dan perang dagang selama ini?,” katanya.
Wang menyebut tarif AS sebagai tindakan yang “sewenang-wenang” dan tidak bertanggung jawab.
Sejak kembali menjabat, Presiden AS Donald Trump telah menaikkan tarif secara signifikan terhadap China.
Ia menuduh negara itu melakukan praktik perdagangan yang tidak adil dan mengancam perindustrian AS.
Selain itu, Trump juga menarik diri dari berbagai institusi global.
Baca Juga:
Kapitalisasi Pasar Perusahaan BUMN dan Anak Usaha di Bawah Danantara di BEI Mencapai Rp1.700 Triliun
China memanfaatkan kesempatan itu untuk menunjukkan dirinya sebagai pembela kerja sama internasional.
“Jika setiap negara hanya mementingkan diri sendiri dan mengandalkan kekuatan serta status, dunia bisa terjerumus kembali ke dalam ‘hukum rimba’,” tambah Wang.
Meskipun menyerukan stabilitas, Wang mengulangi ancaman China terhadap Taiwan yang jauh lebih kecil.
Dalam beberapa bulan terakhir, China telah meningkatkan latihan militernya di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Baca Juga:
Meski retorika China terkesan keras, para analis mengatakan bahwa Beijing masih bersikap hati-hati.
“China harus terlihat kuat di depan rakyatnya. Itu sebabnya Anda bisa mendengar retorika itu muncul. ”
“Namun, para pengamat yang berpengalaman lebih mengharapkan tindakan nyata daripada sekadar retorika,” ujar Lim Tai Wei, dosen di Universitas Soka di Tokyo, dalam wawancara dengan VOA melalui Zoom.
Walaupun China telah membalas kebijakan tarif Trump dengan tarifnya sendiri, negara itu tampaknya mencoba untuk tidak meningkatkan ketegangan dengan pemimpin AS tersebut, yang mereka anggap tidak dapat diprediksi.
“Ini adalah sesuatu yang hingga kini masih sulit diatasi oleh otoritas China karena mereka lebih terbiasa dengan entitas yang familiar, stabil, serta prosedur operasional yang jelas, sehingga mereka bisa menyusun rencana lebih awal,” jelas Lim.
Ketidakpastian tersebut membuat Beijing sulit memprediksi langkah AS selanjutnya.
Dengan meningkatnya ketegangan, China harus memutuskan apakah akan tetap menahan diri atau memberikan balasan yang lebih keras.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Businesstoday.id dan Tambangpost.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hello.id dan Topiktop.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellobekasi.com dan Surabaya.on24jam.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, silahkan klik Persrilis.com atau Rilispers.com (150an media).
Untuk harga paket yang lebih hemat klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional).
Kami juga melayani publikasi press release di jaringan Disway Group (100an media), dan ProMedia Network (1000an media), serta media lainnya.
Untuk informasi, hubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788, 08111157788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sumber Berita : Voaindonesia.com