KETIKA sebagian besar bank sibuk merapikan neraca dan menahan ekspansi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI memilih haluan berbeda: menyerang dengan akurasi tinggi ke jantung ekonomi rakyat.
Pada semester pertama 2025, BRI mencetak laba bersih konsolidasian sebesar Rp26,5 triliun—bukan sekadar angka, melainkan sinyal tegas bahwa bank dengan kode saham BBRI ini tidak main aman.
Tak hanya mencetak keuntungan, BRI juga berhasil menjaga pertumbuhan aset 6,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp2.106,4 triliun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebuah pencapaian yang tidak bisa dicapai dengan strategi konvensional di tengah tekanan global yang masih tersisa dari turbulensi geopolitik dan fragmentasi ekonomi pasca-pandemi.
Lebih menarik lagi, di tengah persaingan perebutan dana murah, BRI berhasil meningkatkan komposisi Current Account Saving Account (CASA) hingga 65,5 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).
Dana murah naik 10,6 persen yoy, sementara DPK menyentuh Rp1.482,1 triliun, tumbuh 6,7 persen.
Baca Juga:
Kebakaran di IMIP Morowali: Diduga Korsleting Listrik, Belum Ada Laporan Korban Jiwa
Prabowo Usulkan Solusi Dua Negara, Netanyahu Menjawab Dengan Janji Teknologi
Angka-angka ini berbicara banyak: BRI tidak sekadar bertahan. Ia memimpin.
Kredit untuk Rakyat, Bukan Sekadar Portofolio
Sementara perbankan besar lainnya berlomba masuk ke sektor korporasi dan kredit konsumtif dengan margin tinggi, BRI justru mengokohkan posisinya sebagai garda depan pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dengan total penyaluran kredit mencapai Rp1.416,6 triliun—tumbuh 6,0 persen yoy—sebagian besar dana itu justru mengalir ke segmen UMKM.
Di sinilah keberanian BRI diuji: membiayai sektor paling rentan, paling fluktuatif, tapi juga paling berdampak terhadap struktur ekonomi nasional.
Baca Juga:
60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan
Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN
Lebih dari 50 Organisasi Tionghoa Hadir, PSMTI Tegaskan Peran Bangsa 2025
Lebih dari sekadar narasi keberpihakan, keputusan ini dibarengi dengan kinerja risiko yang solid.
Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) BRI justru membaik menjadi 3,04 persen, dengan NPL coverage mencapai 188,84 persen. Artinya, BRI bukan berjudi, tapi menghitung dengan sangat presisi.
Keuntungan yang Bukan Sekadar Dari Bunga
Sumber pertumbuhan BRI tidak lagi hanya dari bunga kredit. Fee based income alias pendapatan selain bunga melonjak 10,6 persen yoy menjadi Rp26,7 triliun.
Ini menunjukkan semakin kuatnya diversifikasi pendapatan perusahaan, termasuk dari layanan digital, remitansi, hingga produk wealth management yang terus berkembang.
Sementara itu, laba operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) naik 2,2 persen yoy menjadi Rp58,3 triliun—pilar penting dalam menjaga ketahanan terhadap potensi gejolak kredit ke depan.
Kombinasi ini menciptakan struktur laba yang tidak hanya kuat, tapi juga tahan banting terhadap fluktuasi suku bunga maupun tekanan pasar global.
Baca Juga:
Operasi Bersih Sawit Ilegal 360 Hektare di Gunung Leuser
Efektivitas Sabun Cuci Tangan Dan Hand Sanitizer Terbukti Berbeda
BI Optimistis Kredit Akan Lebih Murah, Likuiditas Bank Cukup Kuat
Rasio Modal dan Likuiditas: Di Atas Rata-Rata Industri
Dalam hal kehati-hatian dan pengelolaan risiko, BRI tetap berada di jalur konservatif. Capital Adequacy Ratio (CAR) mereka tercatat 25,01 persen per Juni 2025—jauh melampaui ambang minimal yang ditetapkan regulator.
Tak hanya itu, likuiditas BRI juga tetap terjaga. Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di 84,97 persen, dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 150,5 persen—dua indikator penting yang menunjukkan kemampuan bank bertahan dalam skenario tekanan likuiditas ekstrem.
Cost of Fund (CoF) BRI pun dikelola dengan rapi: berada di level 3,6 persen secara keseluruhan, dan hanya 3,0 persen untuk dana dari DPK.
Ini tidak hanya mengindikasikan efisiensi, tetapi juga kemampuan membangun loyalitas nasabah melalui produk-produk simpanan yang menarik namun tetap murah dari sisi biaya.
Di Tengah Arus Deras, BRI Memilih Menyusuri Hulu
Fenomena menarik yang muncul dari strategi BRI bukan cuma soal angka—melainkan keberpihakan yang konsisten.
Dalam dunia yang makin tergoda pada efisiensi semu dan pertumbuhan jangka pendek, BRI menyisir ekonomi dari akar rumput: UMKM, petani, nelayan, dan pedagang pasar.
Rumah BUMN, pelatihan ekspor, hingga inisiatif pembiayaan kendaraan produktif lewat BRI Finance hanyalah contoh dari strategi integratif yang mengakar dan berdampak nyata.
Kumora Cookies, misalnya—UMKM yang tumbuh dari proyek mahasiswa—menjadi testimoni hidup dari pendekatan ini.
Seperti yang disampaikan Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, “Kinerja BRI hingga akhir triwulan II tahun 2025 ini tidak hanya tumbuh secara sehat, tapi juga mendukung keberpihakan pada sektor produktif dan ekonomi kerakyatan.”
Hal senada ditegaskan Direktur Finance and Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu Retno K., “Kami berharap bahwa kedisiplinan kami dalam mengelola likuiditas ini dapat menjadi fondasi yang baik di paruh kedua 2025.”
Pertumbuhan yang Menyentuh Warga, Bukan Sekadar Pemegang Saham
Laporan keuangan semester I 2025 BRI menyodorkan dua fakta: kinerja cemerlang dan keberpihakan yang konsisten.
Namun yang lebih penting: angka-angka ini bukan hanya untuk pemegang saham dan analis pasar.
Ia punya implikasi langsung bagi ekonomi riil—terutama sektor yang selama ini jadi tulang punggung, namun kerap tersisih dari peta kekuasaan finansial.
Di tengah tekanan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, keberanian BRI untuk tidak hanya bertahan.
Tapi menancapkan akar ke dalam struktur ekonomi rakyat, layak dicatat sebagai manuver strategis yang tak banyak dilakukan perbankan besar lainnya.
Ke depan, tantangan tetap ada—dari tekanan suku bunga global, disrupsi teknologi finansial, hingga risiko geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
Namun jika BRI mampu mempertahankan arah dan konsistensi ini, bukan tidak mungkin mereka akan menulis ulang definisi perbankan modern: bukan hanya soal untung, tapi soal dampak.***
empatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahnews.com dan Haloagro.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Sentranews.com dan Indonesiaraya.co.id.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellojateng.com dan Hariankarawang.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center