Mengenang Pembredelan Harian Keng Po, Suara Tionghoa-Indonesia yang Dibungkam

Sejarah pilu pembredelan Keng Po sebagai media nasionalis Tionghoa-Indonesia yang berani melawan diskriminasi dan tetap kritis hingga akhirnya dipaksa berhenti terbit oleh Orde Lama.

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 16 Juli 2025 - 14:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harian Keng Po dibredel pada 1 Agustus 1957, namun penting untuk dicatat bahwa pembredelan ini tidak serta merta menghentikan penerbitannya sepenuhnya. (Dok. Barangantikklasik.blogsspot.com)

Harian Keng Po dibredel pada 1 Agustus 1957, namun penting untuk dicatat bahwa pembredelan ini tidak serta merta menghentikan penerbitannya sepenuhnya. (Dok. Barangantikklasik.blogsspot.com)

HARIAN Keng Po lahir di Batavia pada 1923 sebagai corong bagi suara Tionghoa Peranakan yang ingin diakui sebagai bagian sah dari bangsa Indonesia.

Berbeda dari Sin Po yang condong pada isu Tiongkok, Keng Po menggunakan bahasa Melayu sederhana untuk menjangkau pembaca luas sambil memperjuangkan integrasi sosial Tionghoa-Indonesia.

Editorial Keng Po secara konsisten memuat kritik terhadap kebijakan kolonial Belanda yang diskriminatif dan menyuarakan dukungan bagi kemerdekaan rakyat Indonesia melawan penjajahan.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Koran ini menjadi arena penting bagi debat publik, refleksi identitas Tionghoa Peranakan, sekaligus penyambung aspirasi rakyat kecil yang kerap terpinggirkan dari diskursus nasional.

Keberaniannya menyajikan opini tajam menjadikan Keng Po salah satu pilar pers nasional yang mengutamakan keberpihakan pada keadilan sosial meski minoritas di tengah mayoritas.

Bertahan Melewati Penjajahan Hingga Demokrasi Terpimpin yang Membungkam

Masa penjajahan Jepang yang penuh sensor tak mampu sepenuhnya meredam semangat kritis Keng Po meski ruang geraknya jadi terbatas pada topik yang diizinkan pemerintah militer.

Setelah kemerdekaan, Keng Po kembali jadi pemain penting dalam pembentukan opini publik namun harus menghadapi tekanan dari pemerintah Indonesia yang belum sepenuhnya demokratis.

Saat Orde Lama dengan Demokrasi Terpimpinnya mulai diberlakukan, kebebasan pers semakin terkungkung dengan dalih menjaga stabilitas nasional di tengah pergolakan politik.

Keng Po tetap mempertahankan independensi redaksi, namun tekanan politik dan regulasi diskriminatif terhadap simbol-simbol Tionghoa membuatnya dalam posisi yang sulit.

Pemerintah menganggap media kritis sebagai ancaman bagi kekuasaan sehingga banyak surat kabar independen seperti Keng Po terpaksa menuruti kemauan penguasa atau dibredel.

Akhir Tragis: Pembredelan dan Upaya Bertahan dengan Identitas Baru

Kampanye anti-simbol Tionghoa yang digencarkan pemerintah memaksa banyak organisasi dan media Tionghoa beradaptasi demi bertahan hidup.

Harian Keng Po dibredel pada 1 Agustus 1957, namun penting untuk dicatat bahwa pembredelan ini tidak serta merta menghentikan penerbitannya sepenuhnya.

Melainkan memaksanya untuk melakukan perubahan nama dan terus menghadapi tekanan hingga akhirnya benar-benar berhenti terbit.

Termasuk Keng Po akhirnya berganti nama menjadi Pos Indonesia sebagai bentuk kompromi agar tetap bisa terbit di bawah aturan baru pemerintah yang diskriminatif.

Namun di balik nama baru itu, semangat kritis dan keberpihakan pada minoritas tak pernah padam meski terus mendapat tekanan dari rezim otoriter.

Pada awal 1960-an, tekanan politik memuncak dan akhirnya Pos Indonesia dipaksa berhenti terbit, menandai akhir dari sebuah era penting dalam sejarah pers Indonesia.

Kisah Keng Po jadi pengingat rapuhnya demokrasi dan pentingnya terus memperjuangkan kebebasan berekspresi sebagai hak fundamental seluruh rakyat Indonesia.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Kongsinews.com dan Hilirisasinews.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Halloupdate.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatimraya.com dan Hellocianjur.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Koordinator Ayo Selamatkan Indonesia (ASI) Dukung Penuh Pernyataan Sikap Purnawirawan TNI/Polri
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk
Cegah Mantan Menkumham Yasonna Laoly ke Luar Negeri Terkait Kasus Harun Masiku, Ini Penjelasan KPK
NasDem Tanggapi Bahlil Lahadalia Sebut Posisi Ketua MPR Hasil Pertukaran dengan Jumlah Menteri
Prabowo Subianto Ajak Jaga Persatuan Nasional Bersama, Ketum Partai Berkumpul Duduk Satu Meja di HUT
Tanggapan Jokowi Soal Sejumlah Menterinya Ditunjuk Kembali oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto
Sambut Kedatangan Majelis Syuro PKS di Kertanegara, Prabowo Subianto Sebut Kawan Lama Ketemu Lagi
Hadiri Rakornas PKB, Prabowo Subianto Ingin Himpun Seluruh Kekuatan Bangsa untuk Kompak dan Bersatu
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 14:00 WIB

Mengenang Pembredelan Harian Keng Po, Suara Tionghoa-Indonesia yang Dibungkam

Selasa, 6 Mei 2025 - 11:39 WIB

Koordinator Ayo Selamatkan Indonesia (ASI) Dukung Penuh Pernyataan Sikap Purnawirawan TNI/Polri

Selasa, 29 April 2025 - 08:05 WIB

Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa Ketua Umum PPN Andi Kurniawan Usai Laporkan Roy Suryo dkk

Kamis, 26 Desember 2024 - 09:21 WIB

Cegah Mantan Menkumham Yasonna Laoly ke Luar Negeri Terkait Kasus Harun Masiku, Ini Penjelasan KPK

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 10:43 WIB

NasDem Tanggapi Bahlil Lahadalia Sebut Posisi Ketua MPR Hasil Pertukaran dengan Jumlah Menteri

Berita Terbaru

Presiden Indonesia Prabowo Subianto. (Facebook.com @Setkab RI)

NASIONAL

Dari Kopassus ke Istana, Harta Prabowo Meroket

Kamis, 24 Jul 2025 - 14:39 WIB