60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan

Shinta W. Kamdani mengajak bangsa wujudkan Indonesia Incorporated untuk menciptakan lapangan kerja formal, wirausaha inovatif, dan ketahanan ekonomi.

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 11 September 2025 - 13:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Shinta W. Kamdani ungkap strategi Indonesia Incorporated untuk atasi 7,8 juta pengangguran dan dorong ekonomi berkelanjutan. (Dok. Universitas Paramadina)

Shinta W. Kamdani ungkap strategi Indonesia Incorporated untuk atasi 7,8 juta pengangguran dan dorong ekonomi berkelanjutan. (Dok. Universitas Paramadina)

APAKAH mungkin sebuah bangsa besar dengan 286 juta penduduk mampu menciptakan lapangan kerja untuk 12,2 juta pencari kerja baru setiap tahunnya?

Pertanyaan itu menggelayut di Auditorium Benny Subianto, Universitas Paramadina, Jakarta, saat Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyampaikan gagasannya.

Shinta, yang juga CEO Sintesa Group, menekankan satu konsep yang menurutnya bisa menjadi penopang: Indonesia Incorporated.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebuah ide yang terdengar sederhana, namun menyimpan ambisi besar: menjadikan bangsa ini sebagai satu korporasi raksasa yang dikelola bersama.

Warisan Lama dan Tantangan Baru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, mengingatkan bahwa sejarah pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah ditopang deregulasi dan debirokratisasi era 1980-an.

Industri kala itu tumbuh 10 persen, sementara ekspor melesat hingga 24 persen, meskipun suku bunga tinggi.

Namun, bayangan keberhasilan lama itu kini menghadapi realitas pahit.
Peringkat nilai tambah produk ekspor Indonesia turun dari posisi 54 pada tahun 2000 ke 70 pada 2023.

“Indonesia Incorporated bukan sekadar gotong royong, melainkan cara berpikir kolektif sebagai pemegang saham bangsa,” kata Shinta dalam forum tersebut.

Ia menyebut, setiap warga negara berhak atas kesempatan, tetapi juga punya kewajiban membesarkan korporasi bangsa ini.

Ketimpangan Pendidikan dan Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia

Data yang dipaparkan Shinta menunjukkan jurang besar antara kebutuhan industri dan kualitas tenaga kerja.

Dari seluruh lulusan, 36,5 persen hanya berpendidikan SD, sementara sarjana baru 12 persen.

Akibatnya, hanya 26 persen pelaku usaha menilai tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri.

“Masalah struktural ini akan terus menekan jika tidak ada transformasi pendidikan dan investasi SDM,” tegasnya.

Kondisi ini kian diperparah dominasi sektor informal yang mencapai 60 persen, bahkan data ILO menyebut bisa lebih dari 70 persen.

Sektor ini didominasi 56 juta UMKM, namun hanya sebagian kecil yang bisa disebut wirausaha sejati.

UMKM, Entrepreneur, dan Tantangan Menciptakan Inovasi Berkelanjutan

Shinta menyebut tingkat kewirausahaan Indonesia baru sekitar 3,5 persen dari populasi.
Sebagai perbandingan, Thailand mencapai 4,8 persen, sementara Singapura bahkan 11–12 persen.

“Sebagian besar UMKM tidak punya inovasi, sehingga tidak masuk kategori entrepreneur,” kata Shinta.
Menurutnya, peningkatan jumlah wirausaha sejati adalah kunci pertumbuhan ekonomi berkualitas.

Korporasi besar pun tak bisa berjalan sendiri tanpa ekosistem wirausaha yang kuat.

Indonesia Incorporated diharapkan mampu menyatukan pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil dalam satu kerangka bersama.

Potensi Generasi Muda Sebagai Motor Ekonomi Digital Nasional

Dari 286 juta penduduk Indonesia, sekitar 153 juta masuk usia kerja aktif, yang menarik, 69 juta milenial dan 74 juta Gen Z lahir sebagai digital native yang adaptif terhadap perubahan.

“Generasi muda harus menjadi motor inovasi dan digitalisasi ekonomi,” kata Shinta.

Menurutnya, jika diarahkan dengan benar, potensi itu bisa mengurangi beban pengangguran 7,8 juta orang.

Tetapi jalan ini tidak mudah.
Pada 2024, kebutuhan lapangan kerja mencapai 12,2 juta, namun yang tersedia hanya 4,4 juta.

Ketidakseimbangan inilah yang membuat konsep Indonesia Incorporated terasa mendesak.
Bukan hanya demi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga demi ketahanan nasional di tengah ketidakpastian global.

Membangun Ekonomi Hijau dan Persatuan dalam Keragaman

Shinta mengingatkan, kemajuan sejati tidak boleh mengorbankan kualitas lingkungan.

Indonesia, katanya, harus maju dalam karya, adil dalam kesempatan, hijau dalam alam, dan bersatu dalam keragaman.

Narasi ini menyiratkan bahwa ekonomi hijau bukan sekadar jargon internasional, melainkan kebutuhan mendasar bangsa.

Sebab, tanpa kelestarian lingkungan, pertumbuhan hanya akan menghasilkan beban sosial baru.

Lebih jauh, persatuan dalam keragaman menjadi fondasi agar Indonesia Incorporated bukan hanya ide elit, tetapi juga gerakan kolektif.

Ia mengajak semua pihak melihat bangsa ini bukan sekadar kumpulan individu, melainkan satu kesatuan yang bergerak ke depan.****

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infokumkm.com dan Pangannews.com 

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Delapannews.com dan Apakabarindonesia.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Harianmalang.com dan Haisumatera.com

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Dari Optimis Jadi Waspada, CSA Index September 2025 di 65,4
Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN
BI Optimistis Kredit Akan Lebih Murah, Likuiditas Bank Cukup Kuat
Menarik Minat Jurnalis Ekonomi Butuh Strategi Undangan yang Tepat
Indonesia Perkuat Hilirisasi Nikel dengan Investasi Strategis Energi Hijau
Tren Press Release Galeri Foto Perkuat Branding Dan Transparansi
Tak Hanya Angka, Ini Cara RI Lawan Lonjakan Beban Bunga Utang
Pasar Saham RI Menguat, CSA Index Capai Angka Impresif
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 22:02 WIB

Dari Optimis Jadi Waspada, CSA Index September 2025 di 65,4

Kamis, 11 September 2025 - 13:45 WIB

60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan

Kamis, 11 September 2025 - 07:44 WIB

Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN

Kamis, 4 September 2025 - 08:21 WIB

BI Optimistis Kredit Akan Lebih Murah, Likuiditas Bank Cukup Kuat

Selasa, 2 September 2025 - 06:58 WIB

Menarik Minat Jurnalis Ekonomi Butuh Strategi Undangan yang Tepat

Berita Terbaru

EKONOMI

Dari Optimis Jadi Waspada, CSA Index September 2025 di 65,4

Jumat, 12 Sep 2025 - 22:02 WIB

Sawit ilegal di Bahorok tumbang, digantikan bibit pohon pakan satwa liar. (Pixabay.com/sarangib)

BISNIS

Operasi Bersih Sawit Ilegal 360 Hektare di Gunung Leuser

Senin, 8 Sep 2025 - 16:57 WIB