KENGPO.COM – Sekitar 500 orang perwakilan organisasi marga Tionghoa dari berbagai negara di Asia Tenggara menghadiri Konferensi ASEAN Chinese Clans Association (ACCA) ke-11 2024.
Kegiatan komunitas Tionghoa tersebut berlangsung di Jakarta selama 4 hari, mulai tanggal 8 hingga 11 Desember 2024.
Pertemuan kali ini menyoroti peran penting pemuda dalam melestarikan budaya Tionghoa di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini dihadiri delegasi dari tujuh negara ASEAN.
Yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam, serta perwakilan dari China.
Ketua PSMTI Wilianto Tanta mengatakan pertemuan ini merupakan momentum silaturahmi, pertukaran budaya, dan juga sebagai ajang pertemuan bisnis.
“Konferensi ACCA ini bertujuan mempersatukan seluruh organisasi marga dan komunitas Tionghoa se-ASEAN guna mempererat hubungan yang telah terjalin,” kata Wilianto saat membuka acara itu.
Baca Juga:
Dari Optimis Jadi Waspada, CSA Index September 2025 di 65,4
60% Sektor Informal, Indonesia Perlu Strategi Kolektif Hadapi Tantangan
Menkeu Purbaya Targetkan Pertumbuhan 7 Persen, DPR Ingatkan Risiko PHK dan Defisit APBN
Konselor dari Kedutaan Besar China untuk Indonesia Wang Siping turut membuka konferensi tersebut.
Seraya menyampaikan harapan agar komunitas Tionghoa dapat terus memperkuat persahabatan antara China dan negara-negara Asia Tenggara.
Konferensi ini juga mempertemukan puluhan pemuda yang kemudian mendeklarasikan pembentukan organisasi pemuda Tionghoa di Asia Tenggara.
Inisiatif ini diharapkan bisa menjaga keberlanjutan hubungan persahabatan yang telah terjalin melalui konferensi ACCA setiap tahunnya.
Baca Juga:
Lebih dari 50 Organisasi Tionghoa Hadir, PSMTI Tegaskan Peran Bangsa 2025
Operasi Bersih Sawit Ilegal 360 Hektare di Gunung Leuser
Efektivitas Sabun Cuci Tangan Dan Hand Sanitizer Terbukti Berbeda
Sekretaris Jenderal ACCA Thailand Huang Han Liang mengapresiasi komunitas pemuda Tionghoa Indonesia yang aktif mempromosikan budaya lokal.
Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya mengembangkan komunitas pemuda Tionghoa di berbagai negara untuk mendukung pelestarian budaya lokal.
Beberapa agenda pertemuan ini antara lain forum pemuda, pencocokan bisnis (business matching), penanaman pohon, serta tur kota di Jakarta.***