BISNISPOST.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan situasi perekonomian nasional terkini
Terkait tren deflasi yang telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut.
Meskipun terjadi deflasi, komponen inti tetap mengalami inflasi sebesar 0,16 persen.
Baca Juga:
Hari Bhayangkara 2025, PSMTI Dukung Polri yang Semakin Profesional
MDKA Maksimalkan Efisiensi Tambang Lewat Strategi Sinergi Antar Entitas
Adira dan Mandala Merger, Perkuat Struktur Dana dan Basis Nasabah Mikro
“(Soal deflasi) Kita harus melihat secara keseluruhan,” kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Dia merinci berbagai indikator ekonomi yang ia yakini tetap bergerak positif.
Misalnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 yang meningkat menjadi 124,4 dari 123,4 pada bulan sebelumnya.
Baca Juga:
Alsintan Disalahgunakan? Wamentan Ingatkan Sanksi Pidana Menanti Pelanggar
PT PP (Persero) Tbk Masuk Daftar Fortune 500 Asia Tenggara
Trump Tahu Lokasi Khamenei, Tapi Tahan Serangan “Untuk Sekarang”
Posisi cadangan devisa Indonesia juga mengalami peningkatan pada akhir Agustus 2024.
Yakni menjadi 150,2 miliar dolar AS dari 145,4 miliar dolar AS pada akhir Juli 2024.
Kalau Ekonomi Tidak Bergerak, Maka Cadangan Devisa Juga Tidak Bertambah
Menurut Airlangga Hartarto, roda perekonomian bergerak dengan baik, buktinya cadangan devisa bertambah.
“Kalau ekonomi tidak bergerak, cadangan devisa tidak bertambah.”
“Apalagi kita baru mengeluarkan pengaturan devisa hasil ekspor (DHE) yang terbukti bisa mempertahankan jumlah dolar di dalam negeri,” ujarnya.
Kemudian, rupiah pun berhasil ditekan ke level Rp15.300 setelah sebelumnya pernah menembus Rp16.000.
“Jadi, itu membuktikan bahwa ekonomi bergerak,” tambah Airlangga.
Adapun terkait inflasi, meski kinerja bulanan mencetak deflasi 0,12 persen per September 2024.
Namun komponen inti tetap mengalami inflasi sebesar 0,16 persen.
Kalau Inflasi Inti Tetap Naik Berarti Sejalan dengan Pertumbuhan Perekonomian
Mengutip laman Bank Indonesia (BI), inflasi inti (core inflation) merupakan komponen inflasi yang cenderung stabil dalam pergerakannya.
Inflasi inti dipengaruhi sejumlah faktor, di antaranya interaksi permintaan-penawaran; lingkungan eksternal.
Berupa nilai tukar, harga komoditas internasional, dan perkembangan ekonomi global; serta ekspektasi inflasi di masa depan.
Menurut Airlangga, inflasi inti menjadi komponen yang lebih penting untuk diperhatikan dibandingkan dengan inflasi secara keseluruhan.
“Kalau inflasi inti tetap naik, itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.”
“Karena menjadi anomali kalau pertumbuhan naik, tapi inflasi intinya turun,” jelas Airlangga.
Pun melihat inflasi secara keseluruhan, lanjut dia, Indonesia setidaknya sudah berhasil menekan tingkat inflasi dalam 10 tahun terakhir.
Pada 2014 lalu, inflasi nasional tercatat mencapai 8,36 persen.
Sementara tahun ini, inflasi tahunan mencapai 1,84 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,74 persen (year-to-date/ytd) per September.
“Jadi, kami tidak khawatir itu (deflasi), karena kami juga melihat indikator lain terhadap ekonomi,” tuturnya.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Minergi.com dan Duniaenergi.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Haiindonesia.com dan Helloseleb.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News.